Air Kehidupan

 
Dari Air Hingga Daging

Bagaimana Kita Tercipta?

Pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana awal mulanya kita bisa tercipta dan lahir dari rahim ibu?

Kisahnya bermula dari Spermatozoa, salah satu sel dari ayah yang berada di tabung falopi di tubuh ibu. Sperma tadi lalu bertemu dengan sel telur dan masuk ke dalam sel telur melalui membran. Membran ini adalah lapisan pelindung sel telur. Nah, saat sudah masuk ke dalam sel telur, sperma akan menyatukan diri dengan inti sel telur. Setelah menyatu, mereka pun berubah menjadi zigot.

Setelah itu zigot akan memulai perjalanannya menuju rahim. Dalam perjalanan menuju rahim, zigot membelah dirinya menjadi dua sel, empat, delapan, dan seterusnya hingga jumlahnya menjadi sangat banyak. Setelah sampai di rahim dengan jumlah sel yang sangat banyak, mereka membentuk bola bernama morula.

Morula ini merupakan bola yang berisi kumpulan zigot tadi. Lalu dia menempel pada dinding rahim. Dia akan terus menempel sampai proses selanjutnya tumbuh menjadi sebuah janin. Setelah tiga bulan kemudian, barulah ia berubah menjadi janin. Wajah, tangan, kaki, dan beberapa organ lainnya sudah terbentuk.

Enam bulan kemudian janin tumbuh semakin besar, karena itu pada fase ini perut seorang ibu akan terlihat membesar. Mengapa rahim ibu yang kecil bisa membesar? Karena di dalam rahim, ada jaringan serabut otot yang bisa mengerut dan mengembang. Ketika berisi janin, jaringan otot ini akan mengembang. Lalu setelah bayi lahir, jaringan otot ini perlahan akan mulai mengerut seperti semula.

Pada fase ini, janin juga sudah bisa menendang-nendang rahim ibu. Janin di rahim ibu bernapas dan mendapatkan makanan melalui tali pusar. Setelah berusia sembilan bulan, tubuh janin akan semakin membesar dan siap untuk memulai kehidupan di luar rahim. Nah, seperti itulah perjalanan awal terbentuknya kita dari sebuah sperma hingga menjadi janin.

Tahapan Penciptaan Manusia dalam Al-Qur’an


Namun tahukah kamu, bahwa jauh sebelum manusia belajar embriologi tentang tahap penciptaan manusia Allah sudah lebih dulu menjelaskan tahapan tersebut dalam Al-Qur’an. Ada banyak ayat yang menyebutkan tentang penciptaan manusia.

Wahai sekalian manusia, jika kalian ragu-ragu terhadap hari kebangkitan, maka (ingatlah) sesungguhnya Aku telah menciptakanmu dari tanah, lalu dari setetes air, kemudian menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging,” (QS Al-Hajj:5)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari satu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS Al-Mu’minun :12-14)

Dalam ayat ini Allah menyebutkan bahwa ada empat tahapan penciptaan manusia seperti yang tertera dalam hadits di atas dan menambah tiga tahapan lain sehingga menjadi tujuh tahapan. Ibnu Abbas ra. berkata, “Anak Adam diciptakan melalui tujuh tahapan,” kemudian ia membaca ayat di atas.

Tahapan Penciptaan Manusia dalam Hadits

Tidak hanya di dalam Al-Qur’an, tahapan penciptaan manusia juga terdapat dalam salah satu hadits shahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim. Dalam hadits ini sebenarnya juga dijelaskan hingga amalan terakhir manusia.

Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, Rasulullah SAW yang jujur dan terpercaya bersabda kepada kami, “Sesungguhnya penciptaan kalian dikumpulkan dalam rahim ibu, selama empat puluh hari berupa nutfah (sperma), lalu menjadi alaqah (segumpal darah) selama itu pula, lalu menjadi mudhghah (segumpal daging) selama itu pula. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh dan mencatat 4 (empat) perkara yang telah ditentukan, yaitu: rezeki, ajal, amal, dan sengsara atau bahagianya….” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menjelaskan bahwa selama seratus dua puluh hari, janin itu mengalami tiga kali perkembangan. Dimana setiap perkembangan tersebut terjadi setiap empat puluh hari. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, empat puluh hari pertama janin masih berupa sperma. Empat puluh hari berikutnya berbentuk gumpalan darah. Empat puluh hari berikutnya barulah menjadi segumpal daging. Apa yang terjadi selanjutnya? Setelah seratus dua puluh hari, malaikat meniupkan kedalamnya dan ditetapkan bagi janin tersebut empat ketentuan seperti rezeki, ajal, amal, dan sengsara atau bahagianya.

Apa Pandangan Para Ulama?


Nah, jadi mengutip dalam kitab Al-Wafi fi Syahril Arba’in An-Nawawiyah karya Dr. Musthafa Dieb Al Bugha Muhyidin Mistu, dikatakan para ulama sepakat nih bahwa ruh ditiupkan pada janin ketika janin berumur seratus dua puluh hari, terhitung sejak bertemunya sel sprema dan ovum. Artinya, peniupan tersebut terjadi ketika janin berusia empat bulan penuh masuk ke bulan kelima. Pada masa inilah semua hukum mulai berlaku padanya.

Ruh adalah sesuatu yang membuat manusia hidup. Sebagaimana dalam firmanNya, Allah berfirman : “Dan mereka bertanya tentang ruh. Katkanlah, hai Muhammad, bahwa ruh itu adalah urusan Tuhanku, dan tidaklah kalian diberi ilmu melainkan sangat sedikit.” (QS Al-Isra’:85). Ayat ini menegaskan bahwa ruh merupakan suatu hal yang menjadi urusan Tuhan dan kita sebagai makhluk ciptaannya hanya diberikan secuil ilmu yang sangat sedikit mengenai hal ini.

Hikmah Tahapan Penciptaan Manusia


Mungkin kita pernah bertanya-tanya, kenapa ya Allah itu menciptakan manusia secara bertahap padahal Allah itu mampu loh untuk menciptakan kita secara langsung dan dalam waktu yang singkat? Salah satu alasannya adalah untuk menyesuaikan dengan sunatullah yang berlaku di alam semesta ini. Semua yang ada di alam semesta ini berjalan melalui proses dan sesuai hukum sebab akibat. Semua ini tak lain justru menunjukkan kekuasaan Allah yang sangat besar.

Kita belajar untuk berhati-hati dalam melakukan segala urusan yang ada dalam hidup kita, dan tidak terburu-buru ingin mencapai hasil yang sempurna. Melalui proses penciptaan manusia, Allah ingin agar kita belajar bahwa untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan sempurna, dilakukan dengan penuh hati-hati dan bertahap.

Air Kehidupan

  Bagaimana Kita Tercipta? Pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana awal mulanya kita bisa tercipta dan lahir dari rahim ibu? Kisahnya be...