Romance Between Me and Hijab

https://duniavinca.blogspot.com

İni adalah lanjutan dari artikelku yang sebelumnya yang berjudul My First Jilbab. Bedanya, kali ini aku akan menceritakan kisah pengalaman antara aku dan jilbabku. 
Oke, selamat membaca🤗.

Kisahku Dengan Jilbab

Aku tidak memiliki banyak lika liku saat harus memakai jilbab setiap keluar rumah ataupun ketika bertemu dengan non mahram. Awal mula kisahku dengan jilbab bermulai sejak aku masih bayi merah. Kata bunda, dulu bunda sudah mulai memperkenalkanku dengan jilbab sejak bayi sebagai upaya pembiasaan agar ketika aku sudah dikenakan hukum wajib memakai jilbab, aku sudah terbiasa dan tidak terkejut lagi. Katanya juga, aku adalah anak perempuannya yang paling tidak rewel saat bunda pakaikan jilbab sejak dini.

Banyak yang dilakukan bunda sebagai upaya mengenalkan jilbab kepadaku sejak. Saat aku bayi, bunda mencoba memakaikan jilbab bayi saat bunda berpergian bersamaku, dan hasilnya. Aku tidak rewel ataupun memberontak. Sejak saat itu bunda selalu memakaikan jilbab kepadaku setiap keluar rumah.

Saat aku duduk di usia PAUD, bunda mulai memberikan pemahamanku tentang apa itu berjilbab dan kenapa aku harus memakai jilbab. Aku masih ingat saat bunda mengikuti kelas menjahit bersama temannya, bunda membuatkanku jilbab berwarna putih dengan tulisan ‘Menutup aurat sepanjang hayat’ dengan kain flanel berwarna merah dan hijau. Bunda juga sering membawaku ke toko jilbab untuk membeli jilbab untukku. Disana aku bebas memilih jilbab yang kuinginkan.

Saat kecil dulu aku pernah bertanya kepada bunda, kenapa teman – temanku yang lainnya hanya mengenakan jilbab jika ke sekolah dan membuka jilbab mereka selain ke sekolah?

Lalu bunda memberikan pemahaman kepadaku bahwa mungkin saja teman – temanku tidak tahu dengan perintah berhijab. Apalagi di tahun itu belum banyak pemahaman tentang berhijab dan pengguna hijab masih belum banyak. Dan memang perintah wajib berjilbab diberlakukan bagi wanita yang sudah baligh / sudah berakal. Bunda juga memberi pilihan bahwa aku juga boleh melepas jilbab kalau aku kepanasan atau belum mau.

Namun aku menolaknya. Tidak ada alasan bagiku untuk melepas jilbab, pikirku saat itu. Entah kenapa aku sama sekali tidak berniat memakai jilbab setengah – setengah seperti kebanyakan teman – teman sebayaku. Lagipula aku juga sudah nyaman. Maka sejak saat itu aku tidak pernah melepas jilbabku.

Apakah aku tidak pernah mendapat tantangan dalam berjilbab?

Meskipun anggota keluargaku mendukung penggunaan jilbab, bukan berarti aku tidak pernah mendapat tantangan saat menggunakan jilbab. Dulu pernah ada anak laki – laki remaja yang mencoba mengganggu dan memegang – megang jilbabku saat aku pulang sekolah di salah satu TK. Aku sering pulang sendiri karena jarak antara TK dan rumahku lumayan dekat. Dibatasi oleh gang panjang, jalan besar untuk menyebrang, dan pinggiran rel.

Atau ketika aku juga pernah mencoba pulang berjalan kaki dari sekolahku di Deli Serdang ke rumahku di Medan Timur. Cuaca yang panas, ditambah umurku yang masih sekitar tujuh atau delapan tahun membuat aku kegerahan memakai jilbab. Dan banyak lagi tantangan menggunakan jilbab yang aku dapatkan. 

Aku tahu, tantangan berjilbab yang kurasakan, belum seberapa jika dibandingkan dengan semua muslimah berjilbab lainnya. Karena itu aku salut sama mereka dan semoga mereka tetap semangat dan konsisten dengan jilbabnya.

Jilbab, budaya Arab/Timur Tengah?

Perlu diluruskan, bahwa berjilbab merupakan salah satu perintah Allah kepada wanita muslimah. Dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan budaya Arab atau Timur Tengah. Karena sebelum Islam datang, tidak ada budaya berjilbab di masyarakat Arab. Dan jika kita mau melihat lebih jauh, sebenarnya di Arab tidak seperti di Indonesia.

Anak – anak di Timur Tengah tidak memakai jilbab di kehidupan sehari – hari maupun sekolah. Meskipun tidak ada larangan memakai jilbab di sekolah. Hanya satu dua siswi ataupun anak perempuan yang mau memakai jilbab di kehidupan sehari – hari.
Dan pemakaian jilbab di Arab dan di Indonesia juga berbeda. Orang – orang di Timur Tengah kebanyakan memakai jilbab kain yang dililit seperti yang biasa dipakai oleh perempuan Turki yang sering tidak menutupi dada. Mereka tidak memakai jilbab yang panjang seperti kebanyakan masyarakat Indonesia.

Syarat Memakai Jilbab

Meskipun begitu, para wanita muslim tidak sepatutnya memakai jilbab dengan berkiblat seperti jilbab yang dikenakan oleh orang Arab ataupun berpaku pada kiteria jilbab suatu negara. Karena semuanya kembali lagi pada ketentuan mengenakan jilbab seperti yang diperintahkan yaitu :

- Menutupi seluruh tubuh kecuali yang boleh ditampakkan seperti wajah telapak tangan

- Jilbab harus lapang dan tidak menampakkan lekuk tubuhnya dan tidak boleh memakai jilbab yang tipis atau transparan

- Memakai jilbab bukan dengan maksud sebagai hiasan untuk dirinya, sehingga dimakruhkan memakai kain yang berwarna mencolok atau kain yang penuh gambar dan hiasan

- Tidak menyerupai pakaian laki – laki

- Tidak boleh memakai wewangian atau parfum yang bisa memikat lawan jenis

- Hijab yang dikenakan tidak sobek atau memperlihatkan bagian tubuh ataupun perhiasan perempuan

- Hijab itu tidak memperlihatkan sedikitpun bagi kaki wanita

Sekian sampai disini pembahasan mengenai jilbab. Mungkin ada yang mau teman – teman tambahkan mengenai penjelasan di atas. Semoga informasi tadi bisa membantu teman – teman yang muslim untuk sekedar sharing dan agar lebih mengenal tentang jilbab dan aturan dalam memakai jilbab. Dan ini mungkin bisa menjadi informasi baru bagi teman – teman yang non muslim.

Komentar

  1. Masya Allah .. Yumna, anak perempuan saya pun seperti Yumna, saya pakaikan jilbab sejak bayi, usia 2 bula, dengan tujuan dia merasakan jilbab itu sebagai pakaiannya sehari-hari ketika keluar rumah. ALhamdulillah ketika baligh dia sudah terbiasa dan sudah paham jika ada nonmahram, dia harus pakai jilbab. Sekarang putri saya duduk di kelas X. Semoga Yumna dan putri saya bisa terus istiqomah ya dalam berjilbab.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah masyaallah 😍 semoga putri ibu selalu Istiqomah dalam berhijab ya Bu🤲

      Hapus
  2. Detail sekali penjelasan tentang syarat memakai jilbab. Semaga artikel edukatif ini menempati ranking halaman 1 di Google ya. Agar makin banyak insan yang teredukasi. Ditunggu artikel berikutnya.

    BalasHapus
  3. Terima kasih remindernya Yumna, saya masih berproses memakai jilbab yang benar sesuai perintah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kembali kasih ibu🥰 semoga Istiqomah dengan jilbabnya

      Hapus
  4. Jadi ingat perjalanan saya sebelum memakai hijab banyak banget cobaannya, diganggu cowoklah dan mengarah ke pelecehan. Lalu ketika sudah memakai hijab perasaan nyaman dan aman itu terasa banget deh, gak ada lagi yg berani berbuat macam2

    BalasHapus
  5. Masya Allah smg selalu istikhomah...anak perempuanku jg aku biasakan sejak kecil dan ketika sdh dpt haid sdh terbiasa menurut aurat krn sudah terbiasa malah kalau ga pake krudung dia ga PD (gusti yeni)

    BalasHapus
  6. Tetap istiqomah.. Luar biasa memiliki seorang ibu yang sudah sedari kecil mengajarkan pentingnya untuk berjilbab. Salah satu nikmat yang tidak banyak orang rasakan.

    BalasHapus
  7. Aunty masih ingat loh saat yumna pulang dari ma'had.
    Bukan cuma jilbab tapi niqob sampe ada yang ngomong "apa sih yang diajarkan orsngtuamu kok kau jadi teroris? "
    Padahal dia lah teroris nya. Yang menebar teror pada anak kecil yang belum pun umur 10 tahun saat itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oya, sebenarnya ada juga yang lebih ngeri. Pas lewat di perumahan China, terus ada pembantu India nya yang memprovokasi sampai mau dilempar batu sama mereka

      Hapus
    2. Ini juga pernah yumna ceritain. Yumna tunjukin pun daerahnya. Tapi letak ruko yang pas nya di mana gak terlalu ingat hari itu yumna.

      Hapus
    3. Sebenarnya tahu, tapi waktu itu trauma dan agak shock buat langsung ceritain

      Hapus
  8. terima kasih banyak kak Ilmunya, pastinya catatan penting dalam berhijab ini banyak sekali bermanfaat buat banyak orang

    BalasHapus
  9. Ooo malah sebaiknya nggak disarankan untuk memakai jilbab dengan warna mencolok dengan berbagai motif bentuk dan gambar ya, Mba. Terima kasih banyak atas tambahan pengetahuannya untukku ya Mba.

    BalasHapus
  10. Kl saya nilai sih skrg ini, Jilbab sebagai gaya busana, padahal harua tau juga ya, tentang mana yang boleh dan tidak dan bagaimana pakai jilbab dan berpakaian yang benar. Bacaan ini jd panduan 🙏

    BalasHapus
  11. Pengingat bagiku ini tentang jilbab dan hukumnya. Memang dikenalkan sejak dini dan pembiasaan pakai jilbab akan membuat anak tahu aturan pemakaian menurut Islam

    BalasHapus
  12. Ya Allah. Senangnya memiliki bunda yang begitu perhatian dan sangat menyayangi Yumna. Saya menggunakan hijab atas keinginan sendiri setelah SMA . Itu pun bahan seadanya. Sungguh bahagia yang bisa belajar mengenakan jilbab sejak baby

    BalasHapus
  13. Saya pake jilbab malah lebih lama. Setelah tamat perguruan tinggi dan bekerja.

    BalasHapus
  14. Smoga nanti dapat kemudahan ketika mengenalkan anak sy untuk berjilbab, makasi sharingnya ya

    BalasHapus
  15. Sebuah kebiasaan yang ditanamkan sejak dini, apalagi kebiasaan itu suatu kewajiban agama tentu akan menjadi gaya hidup yang baik. Nampaknya lebih mudah membiasakan anak perempuan berjilbab semenjak dia tidak tau apa yang dipakainya dari pada setelah dia tau apa itu jilbab ya...

    BalasHapus
  16. MasyaAllah, tantangan pasti nggak mungkin nggak ada di kehidupan dunia ini. Tapi kamu keren banget bisa jalanin sampe nuangin ke bentuk tulisan seperti ini, Istiqomah terus yaa

    BalasHapus
  17. MasyaAllah dalam proses berhijab memang berlika liku ya mbak. Aku sendiri waktu sekolah meski berhijab tapi keseharian tidak memakai hijab. Alhamdulillah Allah beri aku hidayah memakai hijab sepenuhnya disekolah atau tidak setelah KKN kuliah hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaallah semangat terus ibu, salut sama yang tetap Istiqomah berhijab walaupun banyak tantangannya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Haru di Hari Sabtu

Pentingnya Mengedukasi Remaja Tentang Kesehatan Mental

Teori Big Bang dan Kebenaran Al-Qur'an