7.Koğustaki Mucize

 
http://duniavinca.blogspot.com/miracle in Cell no 7


Merhaba arkadaşlar..

Hari ini aku akan menceritakan tentang film Miracle in Cell no 7 versi turki dengan judul 7. Koğustaki Mucize. Aku mencoba mencari versi turkinya karena saat ini aku sedang belajar bahasa Turki, sesekali aku mencoba menonton trailer filmnya yang masih berbahasa Turki dari media sosial. Tokoh utama Memo dalam film ini dapatkan oleh Aras Bulut İynemli dan Ova diperankan oleh Nisa Aksongur.

Film ini menceritakan tentang seorang ayah bernama Memo yang memiliki seorang putri bernama Ova. Mereka berdua tinggal dengan bertiga dengan neneknya dalam satu rumah. Dalam film itu, ibu Ova diceritakan sudah meninggal. Mereka memenuhi kebutuhan harian dengan menjual permen apel. Memo digambarkan bertingkah laku layaknya anak kecil. Beberapa anak di sekolah Ova sering mengolok-olok Memo dan mengatakannya gila. Memo yang sama sekali tidak mengerti bahwa itu ejekan untuknya malah bertambah senang karena mengira anak-anak itu mengajaknya bermain.

Semua berawal dari tas bergambar kartun Heidi. Saat itu Ova dan ayahnya yang baru pulang dari sekolah berkunjung ke sebuah toko. Disana Ova melihat tas bergambar kartun Heidi dan tertarik ingin memilikinya. Namun uang mereka tidak cukup untuk membeli tas seharga 400 lira. Pada awalnya si penjual ke toko memberi keringanan untuk membayar sisa tagihannya di lain waktu, namun Memo tidak mau dengan alasan neneknya akan marah. Meskipun terlihat kecewa Ova memaklumi kondisi tersebut.

“Aku akan menjual permen apel di parade besok, kemudian kita akan membelinya,” janji Memo kepada Ova.

Keesokan harinya seperti yang dijanjikan, Memo mendapatkan banyak laba dari hasil berjualan permen apel di parade. Sepulang sekolah, Memo dan Ova kembali ke toko tersebut dan melihat tas Heidi sudah tidak ada di pajangan. Mereka masuk ke dalam toko untuk menemui penjualnya dan menanyakan tentang tas Heidi. Di sana mereka berpapasan dengan salah satu teman sekolah Ova yang bernama Seda.

Ternyata Seda dan ayahnya sudah lebih dulu mengambil tas Heidi yang ingin dibeli Ova. Memo merasa tidak terima melihat tas yang didambakan anaknya itu sudah diambil oleh orang lain, ia mengejar langkah ayah Seda dan meminta kembali tas Heidi dengan membawa uang untuk membayar tad. Merasa terganggu dengan kelakuan Memo karena memegang putrinya, ayah Seda memukul Memo hingga penjaga toko datang dan mengatakan bahwa Memo bukan orang waras.

“Jangan berkecil hati. Kau tak berbeda dengan mereka. Kau punya kelebihan bukan kekurangan,” hibur Fatma Nene sambil memeluk Memo saat Ova mengatakan ayah Seda memukul ayahnya dan Memo tampak emosi.  

Setelah itu Memo menggembalakan domba-dombanya. Di saat yang sama Seda dan keluarganya sedang piknik dengan beberapa tentara. Seda dan saudara-saudaranya bermain di area domba-domba yang hendak digembalakan Memo. Mereka bertemu Memo dan mengolok-olok Memo. Memo tampak begitu senang karena mengira mereka mengajaknya bermain.

“ Tas Heidi!” seru Memo saat melihat Seda yang memang sedang menggendong tas Heidi di punggungnya.

Namun tak lama kemudian mereka dipanggil untuk makan. Semua anak-anak itu akhirnya pergi meninggalkan Memo kecuali Seda. Seda memancing Memo dengan tas Heidi dan membuat Memo mengejar Seda untuk mendapatkan tas Heidi. Mereka kejar-kejaran hingga sampai di ujung tebing. Memo berhenti dan terlihat begitu takut melihat Seda yang sudah berada di ujung tebing. Ia memberi isyarat pada Seda untuk menjauh, namun Seda tidak menghiraukan Memo.

Seda terpeleset dan terjatuh ke dalam air saat kakinya melangkah mundur. Memo ikut terjun ke dalam air dan menggendong Seda menuju ke tepi.



Singkat cerita Memo dimasukkan dalam penjara di sel nomor 7 bersama seorang pria lain. Awalnya tidak ada yang tahu alasan mengapa ia masuk penjara (karena tidak seorangpun yang diperbolehkan memberitahu alasan memo mendekam di penjara). Namun seorang tahanan yang bernama Askorozlu memaksa untuk diberitahu. Saat mereka semua tahu tentang hal itu, mereka menjadi sangat geram dan Memo pun menjadi bahan bully-an mereka. Mereka menghabisi memo hingga babak belur.

Saat mengetahui hal itu Letnan kolonel Turan yang merupakan ayah Seda menyuruh kapten disana untuk tidak membiarkan Memo mati sebelum menghadapi hukuman gantungnya. Kapten langsung membariskan tahanan-tahanan sel nomor 7 dan  memperingatkan mereka untuk jangan menyentuh memo sedikitpun hingga hukuman gantung dilaksanakan.
Memo mendapat perhatian dari teman-temannya saat menyelamatkan nyawa Askorozlu yang saat itu hendak dibunuh oleh pria bayaran Hüseyin Ağa. Sejak saat itu Askorozlu mulai menerima Memo di sel tahanan dan membantunya.

Di akhir film akhirnya Memo bebas dari penjara atas ide dan pengorbanan dari teman-temannya. Salah seorang teman di sel bernama Yusuf Ağa bersedia menggantikan hukuman gantungnya. Yusuf Ağa merasa bersalah karena telah membunuh putrinya dan hal itu yang memasukkannya ke penjara. Meski awalnya rencana itu ditentang oleh Askorozlu, Hafiz Ağa, tahanan lainnya dan bahkan Kepala sipir Nail dan Kapten Faruk Önder sendiri namun pada akhirnya mereka bekerja sama dengan cara itu untuk menyatukan Memo dan Ova kembali.

Film ini teramat sangat menyentuh dan membuatku menangis di beberapa penggalan ceritanya. Menceritakan bagaimana seorang ayah yang dikatakan gila masih bisa memiliki kedekatan dengan putrinya dan bisa menjadi sahabat bagi putrinya di saat nenek mereka sudah meninggal.

Ada satu kata yang selalu diucapkan Memo dan Ova saat bertemu.

“Linggo, Linggo!”
Dan salah satu diantara mereka akan membalas nya, “Şişeler(botol-botol),” 


Film ini juga menceritakan tentang kerjasama antar teman, rasa saling memiliki, saling tolong-menolong dan pengorbanan. Ada satu kata yang dituliskan dalam flyer film Miracle in Cell nomor 7 versi Turki.

“Senin baban kimselere benzemez,”
(Ayahmu tidak seperti siapapun)
 


 

Komentar

  1. Filmnya sangat menyentuh dan membuat mengernyitkan kening. Luar biasa Yumna bisa nonton sampai habis dan menuliskan review-nya dengan bagus dan cukup rapi. Keren. 😍

    BalasHapus
  2. Saya belum pernah menonton film Turki tapi film ini dekat dengan keseharian, penuh pesan moral, seperti pentingnya solidaritas. Terima kasih resensi filmnya

    BalasHapus
  3. Keren ya kak film nya. Baca review kakak aja kok mata udh berbinar-binar ini ya. Saya sudah nonton yang versi korea nya soalnya. Dan tiap kali nonton versi korea nya saja saya tetap nangis. Apalagi yang versi turki ya kak?

    BalasHapus
  4. Reviewnya sangat bagus,Kak. Runtut, pastinya ceritanya mengalir enak dibaca. Membuat pembaca ikut terhanyut ke dalam setiap konflik yang ada.

    BalasHapus
  5. Memang ya. Film ini sukses bikin haru. Aku baru nonton versi Koreanya.

    BalasHapus
  6. saya salahs atu penggemar film Turki tapi belum pernah menonton film ini, sepertinya sangat menarik ya mba, dan kayaknya memang cocok ditonton bareng keluarga filmnya

    BalasHapus
  7. Saya belum pernah lihat versi turkinya. Memang film Miracle in cell no.7 ini sudah di remake oleh banyak negara ya. Tapi dari film yang korea atau yang turki mana nih kak yang paling berkesan? Mungkin dari akting pemainnya atau nilai dari budaya yang dibawa masing-masing budayanya. Sepertinya akan lebih menarik kalau diulas. ❤️

    BalasHapus
  8. Ya udah ada terjemahannya, tapi ada beberapa yang saya cari langsung dari sumbernya

    BalasHapus
  9. Ya ampyunn filmnya bagus aku bacanya pelan2 sambil berimaginasi. Jadi pengen nonton filmnya.(gusti yeni)

    BalasHapus
  10. Miracle in Cell no 7 memang sebagus itu. Oleh karena itu tidak heran jika film ini di-remake di berbagai negara.

    BalasHapus
  11. Congrats ya sayang udah dibuat resensi nya. Lain kali bikin resensi film lain ya biar makin smooth ceritanya.
    Aaah bacanya jadi inget nontonnya kemarin pake nangis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, iya
      Bukan nonton namanya kalau nggak ada nangisnya😆

      Hapus
  12. film seperti ini, gak kuat untuk saya menontonnya. Selalu bikin nangis bombay...
    dan seketika sudah menonton mengkhayal jika punya anak perempuan, akan saya jaga sebaik-baiknya.

    BalasHapus
  13. Ini salah satu film favoritku. Paling sedih pas momen si anak berjuang pengen ketemu ayahnya di penjara. Huuuuu..meneteslah itu air mata. Pesan moralnya bagus banget. Terus juga ada versi Korea dan Indonesia nya juga nih..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Haru di Hari Sabtu

Pentingnya Mengedukasi Remaja Tentang Kesehatan Mental

Teori Big Bang dan Kebenaran Al-Qur'an