Hiyam, incaran dari rasa takut Israel

 Teman-teman Hari ini aku akan mengambil potongan kisah dari film Hiyam. Jadi film ini menceritakan tentang seorang wanita Palestina bernama Hiyam yang menikah dengan pria Inggris yang berasal dari kota Jenin, Palestina. Nama pria itu Hassan. Mereka bertemu di Inggris saat Hiyam sedang melanjutkan kuliahnya di Inggris. Mahasiswa berprestasi, arsitek, kaya raya kelahiran Haifa yang merupakan warga negara Inggris itu belum pernah merasakan kehidupan di tanah airnya.

Pernikahan mereka dilaksanakan di salah satu kamp di kota Jenin, Palestina. Akibat perang mereka tidak bisa merayakan pesta pernikahan dengan meriah. Di dalam pernikahan itu orang-orang Palestina bermain kembang api di dalam kamp. Karena ketatnya penjagaan Israel, kabar tentang orang-orang Palestina merayakan pesta pernikahan di kamp pun sampai kepada pemimpin perang Israel.

“Benar, itu batu dan ranting zaitun. Namun aku mencintainya seperti cintaku pada Palestina..itu batu untuk melawan meriam dan tank. Katakan bahwa batu itu adalah kenangan yang bernilai. Aku mengeluarkannya dari genggaman anakku yang syahid. Batu ini menunggu orang yang akan melemparkannya lagi,”

Hiyam adalah seorang guru TK di sebuah panti asuhan untuk anak-anak Palestina yang sudah tidak memiliki orang tua lagi. Dia memiliki seorang murid perempuan yang dekat dengannya, bernama Asma.

Sebenarnya Hiyam dan Hasan berniat meninggalkan Palestina menuju Inggris. Namun untuk mendapatkan tiket ke Inggris mereka menemui banyak kendala. Saat melewati perbatasan jalan mobil mereka harus rela diberhentikan oleh tentara-tentara Israel yang akan memeriksa mereka. Pemeriksaan dilakukan dengan alasan kecurigaan terhadap warga yang membawa alat-alat peledak. Namun tentara Israel juga kerap melakukan tindakan tidak sopan ataupun kekerasan terhadap warga Palestina. Di pemeriksaan kali ini seorang tentara wanita dengan tidak sopan memegang bibir Hiyam dengan sengaja. Bahkan tak jarang tentara Israel menahan warga Palestina yang tidak bersalah sama sekali. Seperti yang terjadi pada Hassan, suami Hiyam. Tanpa alasan dan bukti yang jelas, tentara Israel menahannya. Padahal belum genap sehari mereka menjadi suami istri dan sekarang malah harus terpisah. Pria yang lahir dan dibesarkan di Inggris dengan lingkungan yang damai itu begitu terkejut ketika mengetahui dirinya ditahan tanpa alasan yang jelas. Tidak heran bila Hassan berteriak memanggil-manggil tentara zionis Israel di dalam tahanan karena dirinya merasa tidak melakukan pelanggaran apapun. Dengan air mata yang berderai Hiyam pun pulang dengan sopir yang juga salah satu anggota keluarganya.

Pulang ke rumah, Hiyam langsung menyuruh ibunya agar segera pergi mengungsi ke kota lain karena ada pemboman yang dilakukan Israel. Anak-anak di panti juga sudah diungsikan dengan mobil pick up menuju ke pengungsian lain. Sementara Hiyam dan adik laki-lakinya Said tinggal bersama sisa anggota keluarganya yang lain. Akan tetapi ternyata Asma juga tertinggal dari rombongan anak-anak panti. Dengan sangat khawatir Hiyam mencari Asma. Ternyata gadis cilik berusia 5 tahun dan itu sedang bersembunyi ketakutan di balik lemari akibat suara dentuman bom. Keadaan kota Jenin benar-benar sangat berantakan akibat bom-bom yang dimuntahkan. Para tentara Israel sedang mengepung kota Jenin.

Sementara itu Hasan sedang dalam perjalanan pulang menuju kota janin bersama salah satu rekannya. Tanpa ia sadari ternyata handphonenya diam-diam telah disadap oleh Israel saat ia dibebaskan. Sopir yang bersamanya mengatakan bahwa kota Jenin sedang dikepung. Hasan bingung bagaimana caranya ia bisa masuk ke kota Jenin. Namun akhirnya Hassan diam-diam mengendap-ngendap masuk ke kota Jenin menuju ke rumah keluarga Hiyam pada malam hari. Akan tetapi seorang tentara Israel yang diam-diam melihatnya mengendap-ngendap langsung menembak lengan Hassan. Ia langsung ditolong oleh paman Hiyam yang sedang bersembunyi di balik tembok bersama beberapa orang tentara Palestina lainnya. Para laki-laki dewasa Palestina yang tersisa sedang bentrokan dengan tentara Israel untuk memperjuangkan kota mereka. Dengan sisa senjata yang ditinggalkan Israel saat kalah dan lari dari medan perang itulah yang mereka pakai untuk bertahan.

“Prinsip kami, saat musuh merambat sejengkal tanah saja dari Jenin, kami akan melakukan perlawanan.”

Sebenarnya saat itu tentara Israel dan niat mengebom dan menghancurkan salah satu tanah yang ditargetkan di kota Jenin. Namun kepala penjara Israel meminta untuk menangguhkannya, dan diberi waktu beberapa jam untuk ditangguhkan. Tidak ada alasan lain bagi kepala penjara itu untuk menangguhkannya selain karena di dalam wilayah tersebut ada Hassan yang bersembunyi di dalam masjid bersama beberapa pria Palestina lainnya. Ia mengetahui lokasi Hassan dari handphone Hassan yang sudah disadapnya. Akan tetapi tidak sampai beberapa jam, Israel sudah mengepung masjid yang menjadi tempat keberadaan Hassan kala itu. Dengan bantuan beberapa pria Palestina Hassan segera pergi ke rumah keluarga Hiyam. Namun ia tidak mendapati apa-apa di sana selain reruntuhan rumah keluarga Hiyam. Ibu Hiyam keluar dari persembunyian nya dan menemui Hassan ketika mengetahui bahwa menantunya itu sudah sampai di rumah. Ia memberitahukan bahwa tentara israel sudah menghancurkan rumah mereka dan saat ini Hiyam sedang membawa Asma pergi ke rumah sakit.

Di tempat lain Hiyam menggendong Asma melewati lorong-lorong yang sempit karena tentara israel sedang berjaga-jaga di setiap jalan kota Jenin. Hiyam menyembunyikan Asma di sebuah gedung yang sudah roboh karena di jalan tentara Israel sedang menangkap anak-anak Palestina lainnya yang tersisa.

Di kantor nya kepala sipir Israel sedang memeriksa foto-foto wanita Palestina yang bernama Sabah. Sabah dikabarkan sudah dibebaskan dari penjara Israel. Sebelumnya ia termasuk wanita pejuang yang turut membantu para pria Palestina untuk bertempur melawan Israel. Keahliannya di medan perang membuat Israel ketakutan dan berniat untuk menahannya kembali. Dan mereka mengira bahwa Hassan yang beberapa hari lalu mereka tahan adalah suami dari Sabah asli.

Pada suatu malam yang sedang menidurkan adik laki-lakinya dan anak muridnya dengan mendongengkan mereka. Tepat pada saat itu telepon berbunyi dari handphone milik Hassan. Ia mengangkat telepon tersebut dan beberapa saat setelah menanyai Hiyam, si penelepon langsung mematikannya. Hiyam tidak tahu kalau yang menelponnya adalah tentara Israel yang sedang menyadap telepon suaminya. Pihak Israel mengira bahwa yang menjawab telepon adalah Sabah yang asli dan mereka berencana menangkap Hiyam hidup-hidup.

Keesokan harinya pihak Israel melancarkan operasi militernya. Dan sebagian rakyat sipil Palestina berkumpul dengan senjata seadanya untuk menahan serangan dari darat dan udara itu. Pada hari pertama operasi militer, rakyat Palestina berhasil menggagalkan serangan Israel meskipun harus dengan banyak korban jiwa yang berjatuhan. Hal ini tentunya mengundang kemarahan dari pihak Israel sendiri karena merasa dipermalukan oleh kekalahan yang mereka terima.

Sempat terjadi kesenggangan antara Hiyam dan Hassan. Hal itu karena Hassan merasa tidak suka dengan kehidupan yang terjadi di Palestina, sementara Hiyam tidak mau meninggalkan Palestina. Namun pada akhirnya dengan bujukan Said adik Hiyam akhirnya hati Hassan luluh dan bersedia kembali ke kamp.

Di kamp, paman Mahmud mulai curiga karena tentara Israel terus berjaga-jaga di tempat mereka seperti mengincar sesuatu. Curigaan Paman Mahmud mulai terbukti ketika Hassan mengangkat telepon dari pihak Israel yang mengancam atas nama Sabah. Saat itu posisi Hassan sedang berada bersama Hiyam, paman Mahmud dan beberapa orang Palestina lainnya untuk operasi bom syahid. Akhirnya paham Mahmud mengerti bahwa Hassan adalah umpan jebakan bagi mereka.

Sabah yang diincar oleh pihak Israel adalah Sabah bibi dari Hiyam. Ia sudah syahid saat operasi bom syahid melawan Israel tak lama setelah dibebaskan. Ia diincar pihak Israel karena menjadi dalang dibalik intifadhah-intifadhah yang dilancarkan orang Palestina. Paras wajah Hiyam memang sangat mirip dengan bibinya tersebut. Karena itu tak heran jika pihak Israel mengira bahwa Hiyam adalah Sabah.

Akhir cerita, Hiyam dan Hassan akhirnya memutuskan untuk tinggal di Inggris bersama Asma. Said syahid ketika seorang tentara Israel menembaknya di kamp.

Celakalah mereka yang bernafas dengan udara hasil rampasan

Celakalah mereka yang minumannya adalah darah rakyat

Mereka membuat kebun di atas tanah yang berasal dari serpihan jasad rakyat yang tak berdosa

Saat itu bunga yang tumbuh sebenarnya adalah racun kemanusiaan

-Hiyam-

"Kau mungkin akan bisa melupakan mereka yang pernah tertawa bersamamu, tapi kau tak mungkin bisa melupakan mereka yang pernah menangis bersamamu.”

(paman Mahmud)


 Sebenarnya film ini sangat sedih. Apalagi di akhir kisahnya. Namun karena keterbatasan ku dalam mengelola kata mungkin tulisan ini tidak akan terlalu berkesan. Akan tetapi, kisah dalam film Hiyam adalah potret kecil tentang kehidupan di Palestina. Bagaimana mereka memperjuangkan negerinya seperti leluhur kita memperjuangkan Indonesia agar merdeka.

Sejatinya konflik di Palestina bukan hanya masalah umat Islam. Namun lebih dari itu, konflik di Palestina adalah masalah yang harus diselesaikan bersama-sama dengan adil tanpa harus merugikan pribumi. Tidak perlu menjadi seorang muslim untuk peduli pada Palestina, karena Palestina tidak hanya di huni oleh muslim saja.

Di kota beberapa kota di Palestina terlebih lagi kota Nazareth dan Bethlehem ada sisa-sisa peninggalan dan jejak dari nabi Isa as. Dan korban yang terjadi di Palestina tidak hanya menimpa muslim Palestina saja. Melainkan juga Kristen Palestina, Yahudi di Palestina —sebelum penjajahan— dan  juga kelompok agama lainnya.

Komentar

  1. Sedih melihatkonflik Palestina tak berkesudahan, posisi mereka selalu saja terzalimi sampai sekarang. Saya terkadang heran negara lain dan organisasi internasional tidak sanggup mengatasi konflik tersebut. Semoga konflik tersebut segera diselesaikan

    BalasHapus
  2. ceritanya masyaAllah tertuang dengan baik yumna. masyaAllah.....kalau membaca kisah-kisah palestina, darah ini serasa bekobar. ingin rasanya ikut jihad kesana. tetapi, insyaAllah niat dan keinginan diri sudah dicatat allah sbg amalan baik. aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bu
      Sebenarnya ada banyak cara bagaimana kita membela orang-orang yang dizalimi di negaranya. Tidak melulu harus dengan senjata meskipun itu adalah pilihan terakhir.

      Hapus
  3. Penjajahan di era modern. Sungguh sedih dan miris. Dengan banyaknya kamera yang mengarah ke mereka tidak mengurangi kekejamannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya..
      Sebagian besar media kadang menutupi kebenaran yang sebenarnya terjadi dan dialami di negara konflik sehingga kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Contohnya seperti di Uyghur

      Hapus
  4. Saya gak bisa membayangkan misal hidup di Palestina, pasti akan merasakan ketakutan hidup di bawah ancaman perang. Bersyukur bisa tinggal di Indonesian

    BalasHapus
  5. Membahas Palestina memang sampai hari ini belum ada solusinya, sehingga masyarakat yang menjadi korbannya. Semoga ada titik temu terbaik untuk kedua negara ini. Dan kedamaian segera menyelimuti mereka

    BalasHapus
  6. Yaa Allah rasanya ikut sakit dengan apa yang menimpa sauadara-saudara di Palestine
    Konflik yang tak berkesudahan, kekerasan dan bentuk tindakan negatif lainnya yang dilakukan Israel terhadap Palestine sungguh dzalim. Semoga Allah segera meberikan petunjuk untuk kasus ini.

    BalasHapus
  7. Walau sedih ceritanya, setidaknya Hiyam dan Hasan serta Asma selamat di akhir cerita. Meski kudu hidup di Inggris. Semoga ada kedamaian di sana. Capek baca berita konflik terus. Sekiranya ada keajaiban.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya tidak diceritakan secara pasti Apakah mereka sudah tinggal di Inggris atau belum, Karena untuk masuk dan keluar Palestina juga sangat sulit ditambah lagi dengan penjagaan yang ketat dari tentara Israel.

      Hapus
  8. Ceritanya sangat menyentuh ya mbak.. alhamdulilah hitam dan Hassan akhirnya bisa bertemu kembali, ikut deg2an dari membacanya saja. Jadi ingat perjuangan org2 Palestina yg sangat berat hingga sekarang.

    BalasHapus
  9. Tulisan ini berkesan, Yumna .. masya Allah luar biasa bisa menuliskan sepanjang ini dengan dalam di usia Yumna. Yumna memaknainya dengan bagus. Kisahnya sedih ya tapi ada semangat berjuang di dalamnya yang bisa ditiru oleh yang menyimaknya.

    BalasHapus
  10. FIlm Hiyam ini bagus ya, bisa memberikan informasi pada penonton tentang sekelumit kejadian di Palestina sana. Persengketaan yang belum berakhir juga ya di Palestina. Kira-kira ngaruh ga ya pengaruh presiden Jokowi waktu itu yang minta agar Palestine bisa merdeka. Semoga.

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah Hiyam dan Hassan sampai dengan selamat ke Inggris, gak kebayang dengan kehidupan di Palestina yang setiap saat terus dibombardir oleh Israel yang kejam, semoga segera damai yah Palestina ❤️

    BalasHapus
  12. Membaca ceritanya, alurnya berurutan dari a ke b ke c ke d dan sampai selesai,...biar membuat penasaran pembaca, bagus juga alurnya di acak, biar penasaran bagaimana kelanjutannya...hihi

    kedua, biar lebih enak bacanya, paragrafnya dibuat tidak terlalu panjang, 4-5 baris maksimal per paragraf...

    selebihnya dah oke, serasa gak baca review tapi seperti melihat cerita aslinya, good job

    BalasHapus
  13. Sedih banget baca ini. Konflik di Palestina membuat kehidupan penduduknya dikepung rasa ketakutan setiap saat. Bahkan nyawa jadi taruhan.
    Alhamdulillah Hiyam dan Hassan sampai dengan selamat ke Inggris, ya

    BalasHapus
  14. Tidak perlu dijabarkan dengan kata kata sedih, orang-orang juga akan bersedih ketika mendengar kata Palestina.. Dunia seakan tutup mata dengan yang terjadi di sana.. Terlebih dari bangsa Eropa.. Standar ganda terjadi, terlebih setalah adanya perang Ukraina dan Rusia..
    Jadi ingin lihat film Hitam ini deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener nih kak Andrie. Standar ganda bangsa Eropa menyikapi konflik antara Palestina dengan penjajah bahkan mempropagandakan negara lain dengan sengaja menghilangkan Palestina dari peta dunia sungguh sangat kejam

      Hapus
  15. Semoga dunia damainselalu yang berkonflik segera usai...sedih ya perang tu gada untungnya (gusti yeni)

    BalasHapus
  16. Semoga negar-negara yang sedang dalam konflik diberikan solusi terbaik yang menghindarkan pertumpahan darah. Rakyat yang tidak tahu apa-apa pun kemudian jadi korban, bahkan anak kecil yang tidak tahu permasalahannya tidak luput pula

    BalasHapus
  17. Ini film keluaran negara mana niece?
    Besok ditambah lagi identitas film, tahun keluaran, sampe kayakmana cara kita bisa menontonnya. ❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Susah cari aktor sama identitas filmnya, karena cuma ada di satu channel YouTube ty.

      Hapus
  18. Penasaran sama filmnya Yumna, jadi kepingin nonton langsung biar langsung berasa feel-nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. A di YouTube Bu, cuma satu akun yang mosting
      Judulnya hitam kisah perjuangan perempuan Palestina

      Hapus
  19. Bicara tentang Palestina emang campur aduk rasanya, Kak. Sepertinya film ini akan menjadi satu tontonan yang akan masuk list tontonan saya selanjutnya, Kak. Konflik yang menegangkan sepanjang cerita tapi tetap bisa memberikan hikmah yang berharga.

    BalasHapus
  20. Jadi penasaran sama filmnya. Memang kalo udah ngomongin Palestina, pasti yang muncul itu rasa patriotisme dan kemanusiaan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Haru di Hari Sabtu

Pentingnya Mengedukasi Remaja Tentang Kesehatan Mental

Teori Big Bang dan Kebenaran Al-Qur'an