https://duniavinca.blogspot.com |
Kita telah banyak mendengar tentang kisah para istri Rasulullah SAW. Dari mulai Khadijah binti Khuwailid, Saudah binti Zama’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Zainab binti Jahsy, Juwairiyyah binti Al – Harits, Shafiyyah binti Huyay, dan Maimunah binti Al – Harits. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Maria ( begitu ia dipanggil ) adalah salah satu wanita yang beruntung mendapatkan pasangan hidup seorang Al – Amin, Muhammad SAW.
Nama lengkapnya adalah Maria binti Syama’un Al – Qibthiyah. Dia adalah seorang wanita yang sangat cantik yang berasal dari suku Qibthi di Mesir. Ia berasal dari sebuah desa bernama Anshina yang terletak di daerah yang disebut Hafn di negeri Mesir. Ayahnya adalah seorang pria asal suku Qibthi, Mesir. Maria mewarisi kecantikan ibunya yang merupakan wanita Romawi. Ia berkulit putih mulus, dengan rambut ikal panjangnya yang indah.
Di balik keindahan parasnya, ternyata Maria adalah seorang hamba sahaya di kerajaan Alexandria. Ia menjadi pelayan istana yang saat itu dipimpin oleh seorang raja bernama Muqauqis bersama adik perempuannya, Sirrin. Seperti yang kita tahu di zaman nabi Muhammad, rata – rata orang Mesir adalah penganut agama Kristen Koptik. Yang merupakan agama kristen kuno yang berkembang secara luas di Mesir. Raja Muqauqis dan Maria juga termasuk penganut agama kristen koptik.
Maria adalah gadis yang sangat sopan dan haus akan ilmu. Meskipun berstatus seorang pelayan yang berkedudukan rendah di istana, Maria tidak pernah menjadikan itu sebagai alasan untuk tidak bisa belajar. Waktu luangnya dipergunakan untuk belajar hal – hal baru dari ahli kitab istana dan juga pendeta. Ia juga kerap membaca banyak buku dan belajar otodidak.
Kisah Maria Al – Qibthiyah bertemu nabi Muhammad SAW adalah di saat Rasulullah SAW mengirimkan utusan ke kerajaan Alexandria pada bulan Dzulqa’dah tahun 6 Hijriah. Rasulullah mengutus seorang sahabat bernama Hathib bin Abi Baltha’ah untuk menjadi duta ke kerajaan raja Muqauqis. Suratnya berisi tentang ajakan nabi Muhammad kepada penduduk Alexandria untuk memeluk Islam. Selain kepada kerajaan Alexandria, nabi Muhammad juga mengirimkan surat ke kerajaan lain seperti raja Najasyi di Habasyah ( Ethiopia), Heraclius raja Romawi, Kisra di Persia, dan beberapa pemimpin Arab dahulu.
Setelah menerima surat dari nabi Muhammad SAW, raja Muqauqis segera berunding dengan para petinggi di istana. Banyak yang menolak ajakan Rasulullah untuk memeluk agama Islam, termasuk raja Muqauqis sendiri. Dikarenakan para petinggi istana dan juga raja Muqauqis masih belum tergerak untuk memeluk Islam. Selain itu, kristen koptik juga merupakan agama turun temurun rakyat Mesir saat itu.
Untuk menghormati nabi Muhammad SAW, raja Muqauqis mengirimkan beberapa hadiah kepada nabi Muhammad berupa kuda, keledai, emas, sutra, dan lainnya termasuk Maria dan Sirrin. Keduanya juga akan dijadikan hadiah kepada nabi Muhammad.
Singkat cerita, Maria dan Sirrin masuk Islam lewat perantara Hathib sebelum mereka tiba di Madinah. Rasulullah SAW menghadiahkan Sirrin kepada salah seorang penyair Islam terkemuka di masa itu, yaitu Hassan bin Tsabit. Sebelum akhirnya Rasulullah menikahi Maria, beliau terlebih dahulu mengenalkan dan mengajarkan Islam lebih dalam lagi kepada Maria.
***
Rasulullah tidak memiliki seorang anakpun dari istri – istrinya selain Khadijah. Akan tetapi kesemua anak laki – laki Rasulullah dan Khadijah wafat saat mereka masih bayi. Anak perempuan Rasulullah juga wafat saat mereka sudah dewasa sebelum Rasulullah meninggal, kecuali Fathimah Az – Zahra yang meninggal beberapa bulan setelah wafatnya Rasulullah.
Namun, ternyata Rasulullah SAW pernah memiliki anak laki – laki dari Maria Al – Qibthiyah yang diberi nama Ibrahim. Berita tentang Maria yang mengandung putra Rasulullah menyebar luas saat itu termasuk ke telinga para Ummahatul Mu’minin ( istri – istri Rasulullah ). Hal ini tentu saja membuat mereka cemburu kepada Maria karena bisa memberikan Rasulullah keturunan. Sebagai manusia biasa, wajar para istri Rasulullah cemburu. Karena sejatinya seorang wanita yang sudah menikah tentunya ingin membahagiakan suaminya dan bisa memberikan suaminya keturunan.
Suatu malam di bulan Dzulhijjah tahun 8 Hijriah, Maria melahirkan anak lelakinya yang diberi nama Ibrahim oleh Rasulullah. Nama Ibrahim berasal dari nama nenek moyang nabi Muhammad yang juga seorang nabi, yaitu Ibrahim. Proses kelahiran Ibrahim bin Muhammad dibantu oleh Salma, istri Abu Rafi’, salah satu sahabat Rasulullah. Kelahiran Ibrahim membebaskan Maria dari statusnya sebagai hamba sahaya.
Seperti kebiasaan yang terjadi di Arab kala itu, seorang anak yang baru lahir akan diasuh dan tinggal di rumah ibu susunya selama dua tahun. Lalu setelah habis masa penyususan, mereka akan dikembalikan lagi kepada orangtua mereka. Biasanya mereka mencari perempuan dari perdesaan. Hal itu bertujuan agar anak mereka bisa berbahasa Arab yang tulen dan juga mendapatkan udara yang lebih baik dibandingkan dengan perkotaan.
Maka tatkala Ibrahim lahir, para perempuan kaum Anshar berlomba – lomba untuk menawarkan diri mereka kepada Rasulullah untuk menjadi ibu susu Ibrahim. Namun Rasulullah menolaknya dengan halus.
Rasulullah memilih Ummu Saif, istri dari sahabatnya ( Abu Saif ) yang seorang pandai besi. Hal itu dilakukan sesuai perintah dari Allah. Rasulullah menitipkan putra nya itu kepada Ummu Saif agar dirawat sebaik – baiknya selama masa penyusuan. Rasulullah juga memberikan sebanyaknya tujuh ekor kambing betina yang gemuk kepada Ummu Saif, agar Ummu Saif dapat memerah susu kambing tersebut dan memberikannya kepada Ibrahim saat air susu Ummu Saif kering.
Namun tak lama berselang, Ibrahim yang masih kecil sakit. Hal itu tentu saja membuat Rasulullah, terlebih lagi Maria sedih. Ibu mana yang tidak sedih menyaksikan anaknya yang masih kecil harus menanggung rasa sakit dan tergolek lemah di pembaringan? Maria tak henti – hentinya menemani Ibrahim.
Dari hari ke hari kondisi Ibrahim semakin lemah hingga akhirnya pada tanggal 10 Rabiul Awwal tahun 10 Hijriah, Allah memanggil Ibrahim keharibannya. Ibrahim kecil yang baru berusia 16 bulan itu meninggal di dekapan Rasulullah, ayahnya.
Maria menangis tatkala mengetahui anaknya meninggal. Namun ia hanya bisa pasrah dan menguatkan hatinya terhadap takdir yang telah Allah tetapkan. Sirrin menemani Maria kakaknya di saat – saat yang berat itu. Ia menghibur Maria dan meyakinkan Maria bahwa Ibrahim sudah tenang di surga. Dia meminta Maria untuk bertawakkal kepada Allah.
“Sesungguhnya Ibrahim memiliki ibu susu di surga yang akan menyempurnakan sisa penyusuannya. Ia adalah orang yang membenarkan risalahku dan termasuk orang yang mati syahid,” hibur Rasulullah kepada Maria.
Jenazah Ibrahim dimandikan oleh Al – Fadhl bin Abbas. Rasulullah yang memimpin shalat jenazahnya. Ibrahim dimakamkan di pemakaman Baqi’. Pemakaman Baqi’ merupakan pemakaman bagi para sahabat Rasulullah dan semua istri – istrinya kecuali Maimunah. Konon Ibrahim adalah orang kedua yang dimakamkan di tempat itu setelah sahabat Rasulullah, Utsman bin Mazh’un.
Pada saat kematian Ibrahim, terjadi fenomena alam. Yaitu gerhana matahari. Awalnya para sahabat mengira dan mengaitkan semua ini karena kematian Ibrahim. Namun Rasulullah dengan tegas membantahnya. Rasulullah mengatakan :
“Sesungguhnya gerhana itu adalah salah satu tanda – tanda kebesaran Allah. Ia tidak ada hubungannya dengan kematian seseorang..”
Setahun setelah wafatnya Ibrahim, Rasulullah juga wafat setelah berhari – hari jatuh sakit. Maria dan istri – istri Rasulullah yang lainnya setia menemani beliau di saat – saat terakhirnya di rumah Aisyah, salah satu istri beliau. Namun kondisi Rasulullah semakin melemah hingga pada 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriah, Rasulullah menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Aisyah.
Setelah wafatnya Rasulullah, Maria tidak pernah menikah lagi dengan orang lain. Hal itu sesuai dengan firman Allah bahwa tidak boleh menikahi istri – istri Rasulullah selama – lamanya setelah beliau wafat.
Maria jarang meninggalkan rumahnya kecuali untuk berziarah ke makam Rasulullah dan putranya Ibrahim ataupun umrah. Ia juga lebih sering menghabiskan waktunya untuk beribadah kepada Allah.
Lima tahun setelah wafatnya Rasulullah, Maria menginggal dunia pada tahun 16 Hijriah. Umar bin Khattab selaku Amirul Mukminin mengumpulkan kaum muslimin untuk menshalatkan jenazah Maria. Maria, wanita Qibthi yang sangat taat itu dikebumikan di pemakaman Baqi’ bersama sesama orang – orang terpilih lainnya.
Apalah daya..
BalasHapusMeskipun setiap pekan ada kajian keluarga di rumah, Anak-anak masih sering kebalik soal kisah sahabat.
Bahkan khalifah yang 4 pun bisa gak berurutan 🙄.
Haisssh kayaknya mereka tiap pekan harus dikasih yang berulang.
Btw lengkap keluarga Nabi kita ya na..
Yang dari keluarga Kristen ada, yang yahudi juga ada.
Kita gak perlu diajari siap toleransi. Karena Nabi kita sudah praktek lebih dari 1400 tahun lalu
Benar ty.
HapusHaha, harus diajari lagi tuh mereka tentang 4 Khalifahurrasyiddin+Umar bin Abdul Aziz.
Ya.. Umar bin abdul aziz ini cucunya Umar ya kan dari jalan perempuan yang baik yang ditemukannya saat jadi khalifah.
HapusDia yang jujur karena gak mau mencampur susu dengan air. Akhirnya dinikahkan dengan anaknya Umar. MasyaAllah
Aaah bener banget mba, jadi reminder buat aku. Emang kalo kisah mesti diceritain. berulang-ulang yaa biar lebih tertancap ((ceilah tertancap)) di dalam dada mereka
HapusKakak bacanya sambil dengarin In Kunti Ghali alayya. Duh auto meneteskan air mata membacanya. Kebetulan sekali baru-baru ini kita kejadian dua kali Gerhana ya Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan.
BalasHapusKalau membahas tentang itu kakak rasanya ingin menulis deh tentang Gerhana. Magnetnya begitu besar ketika sejajar.
Itulah kebesaran Allah swt. Dek, mau dong kakak baca tentang sejarah Islam lainnya. Entah kenapa rasanya ingin mengetahuinya dan alhamdulillah dimudahkan pemahaman.
İya kak, padahal kalau sebenarnya Rasulullah cuma mau cari sensasi atau kekuasaan, beliau bisa menjadikan peristiwa gerhana itu untuk menarik pengikutnya agar mengagungkannya. Tapi beliau tidak, dan menegaskan bahwa semua itu merupakan salah satu kekuasaan Allah.
HapusSemoga Allah mudahkan ya kak, untuk merangkum kisah para sahabat nabi lainnya 😊
Menarik sekali kisahnya, meski saya non muslim tapi cerita ini sangat berkesan dan membuka wawasan saya. Ternyata dulu rakyat Mesir kebanyakan beragama Kristen ya.
BalasHapusİya, zaman dulu ajaran Islam belum masuk ke Mesir. Dan pada saat itu kebanyakan rakyat Mesir memeluk agama Kristen koptik.
HapusPernah baca cerita ini beberapa tahun lalu, jadi ingat lagi kisahnya sedih banget ketika kehilangan putra satu-satunya, tapi cerita detil tentang kisah masa lalu Maria belum baca, ternyata banyak kisah inspiratifnya dan menarik untuk direnungkan.
BalasHapusWah aku belum tahu sebelumnya cerita detail tentang istri Rasulullah ini dan tentang putranya Ibrahim. Thanks sharingnya, Kak. Jadi nambah ilmu ini. Alhamdulillah.
BalasHapusIni pertama kalinya saya membaca kisah Maria istri dari Rasulullah.... Subhanallah sungguh banyak Hikmah yang bisa diambil dari kisahnya. Ternyata beliau juga sempat memiliki putra
BalasHapusYa, bahkan Maria Al Qibthiyah juga tercatat dalam sejarah sebagai istri Rasulullah, begitu juga Ibrahim, anaknya juga tercatat sebagai putra Rasulullah yang terakhir
HapusDan satu-satunya putra Rasulullah yang lahir saat beliau sudah diangkat menjadi nabi.
Ternyata meninggal di usia belum sampai dua tahun ya putra Rasulullah ini. Maria istri Rasulullah ini tidak banyak diketahui seperti istri lainnya. Mungkin kalau Ibrahim tidak meninggal, Maria sang bunda akan lebih diketahui
BalasHapusSaya sudah baca buku tentang Maria Al Qibtiyah ini dan perjalanan hidupnya sampai menjadi istri Rasulillah.
BalasHapusLupa sih karangan siapa.
Tapi di akhir buku dijelaskan bahwa Sirrin itu adalah fiktif, bahwasannya Sirrin adalah pemanis cerita, Sirrin juga diceritakan punya pasangan seorang pemuda yang hijrah ke Islam juga.
Apakah kita membaca buku yang sama?
Ketika putranya, Ibrahm, meninggal, dan Rasulullah menangis, saya juga ikut menangis. Menangis bukan karena gak ikhlas, tapi karena sayang dan cinta ya kan
HapusWah, saya malah tidak tahu kalau Sirrin adalah tokoh fiktif. Soalnya di buku-buku yang Yumna baca, memang diceritakan Sirrin sebagai saudara Maria
Hapuswah sy baru tahu kisah tentang maria istri nabi, biasanya yang dikisahkan memang ummi khadijah dan aisyah. perlu ni dibanyakin tulisan seperti ini
BalasHapusMasya Allah Maria Al-Qibthiyah .. perempuan yang Allah muliakan, melahirkan anak Rasulullah yang menjadi anak surga. Semoga Allah merahmatinya.
BalasHapusDari kisah ini saya jadi tahu bahwa kecemburuan itu manusiawi dan bukan berarti istri rasul tidak boleh tidak cemburu. Asalkan tidak berlebihan, dan ini artinya agama islam mengerti akan kodrat manusia.
BalasHapusKisah maria ini banyak berikan inspirasi kepada muslimah lain untuk selalu belajar. Saya juga salut dengan penolakan Raja Muqauqis yang tidak bar-bar seperti kebanyakan raja lainnya yang jika diajak mempelajari Islam, malah balik ngajak perang.
MasyaAllah. Selama ini sejujurnya nggak banyak pengetahuan yang kudapat soal keluarga Rasulullah. Makasih ya Kak, sudah mengenalkannya. Ternyata sejak lama, Islam sudah banyak bertolerensi, terbukti Rasulullah saja "menjalin kedekatan" dengan berbagai bangsa dan agama.
BalasHapusWah... Saya baru tahu cerita lengkapnya ini. Sebelumnya cuma tahu pas di bagian gerhana mataharinya saja. Terima kasih Kak.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMasyaAllah dari cerita ini banyak sekali hikmah yang diambil. Sesama istri sekelas rasulullah bisa ada rasa iri ya hehe.
BalasHapusTapi pertanyaannya, kenapa anak anak rasulullah dimatikan sama Allah ya
kalaulah Allah tidak menutup nabi-nabi dengan kenabian Muhammad, seolah Allah berfirman, pasti Aku jadikan seorang Nabi di antara anaknya. Tapi Allah Maha Mengetahui terhadap segala sesuatu. Kenapa tidak menjadikan salah satu anak Muhammad sebagai Nabi dan Rasul karena memang Allah berkehendak Muhammad sebagai Nabi terakhir."
HapusSalah satu logika yang digunakan Ibnu Abbas adalah bukti sejarah yang menunjukkan bahwa tiga putra beliau; dua dari khadijah, pertama, Qasim, sehingga beliau SAW dipanggil Abul Qasim, lahir sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan meninggal dalam usia 2 tahun.
Kedua, Abdullah yang dijuluki Ath-Thayyib dan Ath-Thahir karena ia dilahirkan dalam Islam meninggal dunia setelah lahir beberapa hari. Ketiga, putra dari Mariah Qibtiyah bernama Ibrahim meninggal dalam usia 16-18 bulan (Al-Wafa, halaman 536-537).
Kalaulah putra beliau SAW, hidup sampai dewasa, tidak mustahil di kemudian hari orang akan mendewakan salah satunya dan mengangkatnya sebagai Nabi. Tapi Allah mentakdirkan tidak menjadikan seorang pun hidup sampai dewasa.
Mungkin ini bisa membantu menjawab pertanyaan ibu tadi. Saya mengcopy nya di salah satu tulisan di google
HapusSelama ini cuma tau sekilas yang tentang gerhana, ternyata kisah lebih detailnya mengharukan ya
BalasHapusSepertinya bacaan Islami saya kurang nih kak. Saya jadi malu sebab kisah Nabi ini terus terang belum pernah saya dengar. Makasih udh berbagi lewat artikel blog ya kak
BalasHapus